Pada tahun 1949 itu, pasukan Belanda di bawah pimpinan
Jendral Van Mook mengepung seluruh wilayah Indonesia sehingga tentara Indonesia
terjebak di Yogyakarta.
Lebih parah lagi, pasukan Belanda membentuk pasukan khusus
di bawah pimpinan Kolonel Raymer yang bertugas menebar teror bagi rakyat
Indonesia agar tidak berani lagi memperjuangkan kemerdekaannya.
Untuk melemahkan semangat juang rakyat Indonesia, Pasukan
Kolonel Raymer tidak hanya membunuh tentara Indonesia tetapi juga membantai dan
menyiksa rakyat sipil dengan sadisnya.
Kolonel Raymer inilah yang dulu juga membunuh kedua orang
tua Tomas.
Untuk menghentikan kekejaman pasukan Kolonel Raymer, Amir,
Tomas, Dayan, Marius dan Senja sebagai pasukan elite Jendral Sudirman
ditugaskan oleh Mayor atasan mereka untuk membunuh Kolonel Raymer yang berada
di Bali.
Sayang sekali, komandan tim yaitu Kapten Amir menolak tugas
itu karena merasa membunuh adalah pekerjaan seorang pembunuh bukan tentara pejuang
kemerdekaan sehingga akhirnya Kapten Amir mengundurkan diri sebagai tentara dan
kembali menjadi guru Sekolah Dasar. Walaupun begitu, misi tetap dilanjutkan dan
Tomas menggantikan tugas Amir sebagai Kapten.
Karena Tomas, Dayan, Marius dan Senja berada di Yogyakarta,
mereka berangkat ke Bali dengan menyamar sebagai nelayan dan naik kapal yang
diberi nama “Hati Merdeka”.
Bagaimana dengan Amir? Ternyata setelah teman-teman satu
timnya berangkat ke Bali, jiwa tentara Amir bangkit kembali dan berangkat
menyusul ke Bali dengan menumpang kapal nelayan.
Source : youtube.com